Minggu, 18 Januari 2015

Motivasi Menjadi Pengarang Harus Kuat

"Mengobarkan Api Semangat Tiada Henti"

Ketika Gol A Gong tangannya harus diamputasi, gara-gara jatuh dari pohon, tidak berarti harus diam dan tak punya harapan. Ketika Arswendo Atmowiloto "dipenjara" gara-gara menyelenggarakan perangkingan tokoh berpengaruh di media yang dikelolanya--hingga dia terjerat kasus hukum penghinaan yang berujung SARA, pengarang enerjik itu tak merasa mati langkah. Begitu pula, Pramudya Ananta Toer, merasakan semakin ditekan dari "kanan" dan "kiri", makin menggeliat berkarya.



Simak dalam Buku Proses Kreatif; Mengapa dan Bagaimana Saya Mengarang, Pamusuk Eneste (Editor). Pengalaman lahir dan batin Pramoedya Ananta Toer di masa peperangan telah mengarahkan beliau pada penulisan novel Perburuan dan Keluarga Gerilya. Masa kecil yang dipenuhi teror penjajahan Jepang, dan ketika beliau berada dibalik jeruji penjara, begitu mempengaruhi karya tulisnya. Pramoedya mengatakan manusia itu kaya akan data dan informasi yang dihimpun melalui pengalaman indrawi, nalar dan perasaan. Oleh karena itu, setiap pribadi mempunyai peluang untuk berkreasi. Tidak salah jika proses kreatif bagi seorang Pramoedya adalah pengalaman pribadi yang sangat pribadi sifatnya.


Banyak pengarang makin gelisah saat batinnya bergejolak. Taufik Ismail hatinya tercabik-cabik, saat melihat "Indonesia Terpuruk" akibat digerogoti korupsi yang merajalela dan runtuhnya moralitas bangsa.

Motivator terbesar untuk menjadi pengarang harus ditumbuhkan dari dalam diri yang kuat. Untuk memantikkan api semangat atau mengobarkannya, bisa dimulai dari kehidupan mereka, orang-orang tangguh dan mantap di bidangnya.

Naning Pranoto, menyebutkan, menjadi pengarang harus menyiapkan kepekaan terhadap lingkungan, baik alam, kisah hidup, atau tentang manusia dan Tuhan. Selebihnya, adalah bagaimana memompa semangat. Maka siapkan penamu, ambillah kertas dan pulpen.

Di zaman internet sekarang ini, fasilitas pendukung untuk mengarang sangat terbuka. Ambil Laptopmu, buka word dan tulislah. Upload-lah ke dunia maya. jika karyamu sudah siap, kirimkan via email ke berbagai redaksi. Atau Anda tertarik bikin blog khusus. Tidak ada yang sulit, bukan? (catatan garib)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar