Sabtu, 17 Januari 2015

Membaca Cerpen, Memperkaya Pengalaman Batin


"Membaca Karya Sastra, Membangkitkan Gairah Menjadi Pengarang"


Dalam "Creative Writing—Jurus Menulis Cerita Pendek" karya  Naning Pranoto, Penerbit: Raya Kultura, Jakarta, 2007, dikupas siapa pun bisa menulis cerita pendek. Asalkan mau, siapa pun dia, pasti mampu. Sebab menulis cerita pendek memang bisa dipelajari. Pada mulanya adalah belajar, mulai dari membaca dan membaca. Membaca banyak karya sastra akan membuat calon pengarang jadi pengarang. Menulis cerita pendek pada hakikatnya adalah menulis tentang manusia. Atau, segala sesuatu yang dimanusiakan. 

Makin banyak pengetahuan tentang manusia, makin siap Anda untuk jadi pengarang. Setelah menulis judul, segeralah berpikir tentang jalan cerita. Jangan lupa, siapa tokohnya, ada konflik dengan siapa. Konflik akan menimbulkan ketegangan dan mencapai klimaks, akan terjadi antiklimaks. 

Jangan lupa, bahwa dialog akan menghidupkan karya fiksi Anda. Tidak usah bingung mencari objek untuk ditulis. Sebab cerita pendek mempunyai objek yang sangat luas: alam, manusia, dan Tuhan. Anda bisa menulis komedi atau tragedi. Anda bisa memilih objek cinta, kehidupan, dan kematian. Juga penderitaan dan kebahagiaan.

Dalam buku ini, itu semua telah tuntas dan jelas diuraikan secara rinci. Penulis buku ini, Dra. Naning Pranoto, M.A., sudah menghasilkan banyak cerita pendek dan sembilan belas novel. Selain itu, ia adalah juga seorang tutor dan pengajar menulis kreatif (creative writing) untuk pelajar, mahasiswa, guru, dan dosen di berbagai universitas.

Pesan sakti Naning Pranoto adalah banyaklah membaca karya sastra siapa pun. Di samping banyak membaca yang menghasilkan ide brilian, membaca karya orang lain dapat memperkaya pengalaman batin. Bekal itulah yang kemudian menjadi gairah dalam proses kreatif selanjutnya.

Di kemudian, hari terbetiklah keinginan kuat untuk bisa mewujudkan menjadi pengarang. Mengapa tidak? (catatan garib)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar