"Rahasia Sukses dengan Kalimat Sederhana"
Dalam website yang ditulis Anto Dachlan, ada tips menarik untuk membikin cerpen atau resep penulis kelas dunia. Dialah Ernest Miller Hemingway (1899-1961). Dia adalah peletak standar
fiksi Amerika (khususnya cerpen). Dia penulis yang sukses meninggalkan
pengaruh luar biasa bagi fiksi dunia. Ezra Pound bahkan menjulukinya
sebagai ‘Penulis prosa dengan gaya terbaik di dunia’.
Apa rahasia di balik
segala pencapaian sukses Hemingway itu? Jawabnya, kesederhanaan.
Lalu bagaimana cara Hemingway
menyederhanakan tulisan ?
1.
Kalimat Singkat
Penulis yang baik berusaha
memudahkan pembaca menangkap pesan cerita. Untuk itu Hemingway menyarankan
memakai kalimat-kalimat pendek. Kalimat panjang berarti anda memakai tanda koma
terlalu banyak. Kalimat pendek rata-rata berjumlah
10 kata atau kurang Pangkas kata sifat dan kata keterangan yang tidak
ekonomis. Biasakan memilih kata ‘dan’ ketimbang tanda ‘koma’.
Contoh sederhana kalimat pendek
umumnya berpola S-P-O.
Mengapa kalimat pendek ?
Otak manusia punya keterbatasan
dalam mencerna kalimat panjang dan lebih mudah menyerap informasi dalam bentuk
kalimat pendek. Kalimat majemuk menunjukkan kesulitan
penulisnya merumuskan gagasan.
Pembaca tidak peduli seberapa kaya
kosa kata anda. Pembaca akan berhenti bila merasa tidak bisa terhubung dengan cerpen
anda.
2.
Paragraf Pendek
Idealnya tiap paragraf hanya berisi
satu ide pokok. Cara ini membantu pembaca mencerna informasi.
Otak manusia menerima informasi yang
lebih baik ketika itu dipecah menjadi potongan kecil. Paragraf pendek tercipta dengan
sendirinya bila kita menulis dengan jelas dan mudah dimengerti. Paragraf panjang tercipta bila
penulis tergoda untuk menunjukkan kepada pembaca, betapa luas pengetahuan yang
dimilikinya.
Cerita pendek Papa terlihat memotong dengan cepat dari satu
adegan ke adegan yang lain (sinematik). Ini membuat deskripsi dan narasi minim
jatah dalam contoh cerpen Hemingway.
Papa menghindar memberitahu segala hal yang dia tahu kepada
pembaca. Papa memberi tahu kurang dari yang sebenarnya dia tahu. Secara
khusus, Papa menggambarkan teknik ini dalam teori ‘gunung es’;
1/8 fakta-fakta keras melayang di
atas air. Sementara 7/8 bagian cerita berupa struktur pendukung, lengkap dengan
simbolisme, berada jauh di kedalaman. Papa pada dasarnya menceritakan apa yang tokoh-tokohnya lakukan
(adegan) dan katakan (dialog). Bukan apa yang mereka pikir dan rasakan.
Dengan kata lain, Papa
memberitahu pembaca tanpa benar-benar memberi tahu mereka.
3.
Kalimat Positif
Kalimat positif mudah dicerna. Pada
dasarnya itu adalah cara mengatakan tentang sesuatu secara lansung daripada
memilih mengatakannya dengan cara berlawanan. Contohnya :
- Kalimat positif : Pedagang K5 menolak rencana penggusuran
- Kalimat negatif : Pedagang K5 tidak menerima rencana penggusuran
Kalimat positif terasa lebih ringan
dan memudahkan pembaca memahami ide-ide yang direpresentasikan.
Pengarang Arswendo Atmowiloto dalam Cerpen "Kucing yang Berubah Jadi Manusia" (Media Indonesia, 16 November 2014), salah satu contoh menggunakan teknik kalimat sederhana. Coba simak pembukaan cerpen itu: Kucing itu
sepertinya dikirim oleh induknya, seekor betina yang buta. Atau minimal
pandangannya terbatas karena jalannya tidak lurus dan beberapa kali menabrak
benda-benda yang ada di depannya. Bahkan kehadirannya agak aneh. Betina hamil
itu muncul begitu saja di lantai 9, tempat tinggal saya.
Cerpen ini enak dibaca, mengalir, dan kalimat sederhana--sungguh memukau dengan ide yang sederhana pula, mampu mengajak pembaca untuk membacanya dan memberikan kesan tersendiri.
Contoh cerpen lainnya, pengarang Ahmad Tohari dalam "Karsim Menyeberang Jalan", aku menemukan betapa kalimat sederhana yang dirangkai begitu mengalir indah dan memiliki daya tarik pembaca untuk mengikuti rangkaian kata demi kata.
Dalam pembukaan cerpennya, penulis novel Ronggeng Dukuh Paruk itu menulis: Ketika kabar kematian dirinya disiarkan lewat corong masjid, Karsim sedang terpukau. Karsim terpana karena segalanya telah berubah. Dia yakin matanya melihat segala sesuatu menjadi lebih terang, lebih nyata. Dedaunan menjadi lebih hijau dan berpendar-pendar. Juga bunga-bungaan. Kuning kembang waru menjadi lebih kuning, lebih cemerlang. Semuanya berubah menjadi lebih apa, Karsim tidak bisa mengatakannya.
Karsim melihat semua anak-anak seperti bergerak dalam balutan cahaya. Juga kucing, kambing, burung-burung, tikus, dan semuanya. Juga Nenek Painah yang biasa tidak menghabiskan sarapannya demi seekor ayam jantan kesayangannya. Nenek Painah jadi cantik sekali.
Begitulah, salah satu teknik menggunakan kalimat sederhana, namun memiliki daya pikat yang 'menghipnotis' pembaca untuk tuntas membaca cerpen.
Kunci terakhir adalah bagaimana belajar dan belajar dari orang yang piawai membikin cerpen. Tentu pula diperlukan waktu yang banyak untuk terus membaca karya penulis dunia, penulis "best seller", juga penulis hebat tentu saja.
Asah terus penamu, tajamkan mata batinmu! (catatan garib)
Mantap tipsnya, Juragan -- Tapak Jejak
BalasHapus