Lastri hilang. Siswi kelas XII SMA Harapan Baru itu
sudah dua harian hilang kontak dengan pihak keluarga. Dugaan sementara, cewek
yang tengah tumbuh dewasa ini, dibawa kabur orang tak dikenal. Teman barunya
setelah berkenalan singkat via facebook.
Orang tua Lastri kelimpungan mencari anak semata
wayang itu. Sambil menangis, Anisah, ibunya Lastri, menghubungi pihak sekolah
dan meminta bantuan untuk ikut mencarikan keberadaan anak kesayangannya itu.
“Terakhir menghubungi saya hanya dengan SMS yang
isinya: Ma, aku pergi dulu. Jangan cemas.
Nanti juga aku kembali….” Katanya.
Maryoto, kepsek di sekolah itu kaget. Dia merasa
terpukul karena tidak ada kabar dari guru kelasnya. Dia juga malu melalui
pembinaan guru-guru tak mampu menghindarkan para siswanya dari suatu peristiwa
yang tak diinginkan, apalagi hilang.
“Oh ya Bu, kami mohon maaf bila selama ini dari
pihak kami kurang pengawasan…” kilah bapak berkacamata ini.
Tapi sang kepsek itu langsung bergegas dan memanggil
para guru dan wali kelas. “Kita kehilangan Lastri. Bapak dan Ibu sekalian,
tolong bantu carikan Lastri, sudah 2 hari belum pulang,” katanya cepat.
“Lastri anak yang baik. Dia rajin belajar, namun dia
sedikit pendiam,” tukas Bu Yayah, wali kelas Lastri.
“Apakah sebelumnya Lastri punya masalah dengan Ibu
atau Bapak, maaf,” Tanya Maryoto.
“Eu…maaf Pa, saya kurang paham. Tapi saya rasa tidak
ada masalah. Lastri sering ber-SMS-an dengan saya. Dia sering cerita lewat SMS.
Namun, kini tak ada lagi SMS kepada saya…” terisak Anisah.
“Betul Pa, Lastri sering berkomunikasi dengan
Ibunya. Kalau ke saya, dia jarang. Hanya kalo ada hal penting dia suka telpon.
Tapi anehnya, saat ini juga tak telpon dari dia,” Ayah Lastri, Pa Lalan ikut
menjelaskan.
Pagi itu seluruh guru dan murid jadi sibuk
memperbincangkan hilangnya Lastri. Ke mana sesungguhnya anak manis yang tengah
tumbuh menjadi gadis dewasa ini? Benarkah dia sesunguhnya bukan kabur dari
permasalahan? Apakah benar dia dibawa kabur temannya—atau kenalannya yang baru
dan yang ditemuinya via FB itu? Lalu, siapa pula lelaki yang telah nekad
membawa lari si gadis cantik ini?
Dan ada hubungan apa antara Lastri dengan si lelaki
jahat itu? Dan kenapa FB kini menjadi media yang mudah mempengaruhi orang?
Kenapa pula FB sekarang digandrungi—dan karenanya akrab dan janjian—untuk
ketemu? Bahkan, di antaranya menjadi media yang memudahkan untuk kencan?
Oh ke mana dan di mana sesungguhnya Lastri berada?
Waspadalah…Bila
Anda memiliki anak gadis atau anak baru gede (ABG). Bila kurang perhatian dan
pengawasan dari orangtua dan salah pergaulan bisa-bisa hilang. Hal ini dialami
Lastri seorang ABG. Hingga berita ini diturunkan jejak si cewek cantik ini
belum diketahui.
Begitulah, berita hilangnya Lastri banyak dimuat di
media harian. Kepolisian setempat dan unsur masyarakat berjibaku mencari jejak
korban dan tersangka pelaku. Apakah Lastri disekap dan minta ditebus oleh
penjahat? Apakah Lastri bersembunyi di suatu tempat. Jadi apa sebetulnya yang
tengah menimpa Lastri?
Kami membentuk tim untuk membagi tugas, menganalisa
berbagai kemungkinan, sebab musababnya atau latar belakang kejadian.
“Jangan-jangan Lastri dibawa kabur oleh pacarnya,” seru teman Lastri.
“Dia belum punya pacar…”
“Atau dia jadi korban hipnotis yang akhir-akhir
ramai mengancam kita….”
“Atau jangan-jangan dia dibawa kabur kelong wewe,
hehe..”
“Hus, jangan melantur…kita serius harus cari
Lastri…”
“Sudah-sudah kita harus cepat cari…”
Aku membuka facebook.
Kucari akunnya dan melihat-lihat FB miliknya. Tak ada tanda. Yang kulihat
hanyalah foto album yang menggambarkan dia seorang gadis yang manis, lucu, dan
lugu tentu saja. Dalam album itu banyak foto saat sendirian. Apakah hal ini
menunjukkan bahwa Lastri ingin berkata bahwa dia masih sendiri? Ataukah, dia
butuh seseorang? Untuk menemani hidupnya?
Dalam beranda pun tak ada kata-kata istimewa. Atau
dalam status terakhirnya, tak ada yang mencurigakan. Aku jadi ikut pusing.
Sebagai temannya—atau sahabat, karena beberapa bulan ini dia sering belajar
bersama dan menyukai perpustakaan, aku tak yakin bahwa Lastri punya hubungan
dengan someone.
Pikiranku makin tercurah buat dia. Oh Lastri, di
manakah kau sesungguhnya? Andai kau ada pasti akan aku ajak berdiskusi lagi
tentang puisi dan cerpen. Bukankah dia pernah bilang ingin belajar membikin
puisi dan cerpen? Dan, kenapa, di saat aku juga tengah dekat denganmu, dan
berharap menjadi bungaku, engkau malah menghilang?
Tapi, mengapa sekarang justru kamu menjadi tokoh
utama yang dibicarakan banyak orang? Apakah hilangnya Lastri menjadi alur atau
tema untuk membuat puisi atau cerpen?
Malam-malam telepon berdering. Aku kaget.
“Halo….” Aku gelagapan.
“Fajar…” Ada suara lembut di sana.
“Ya, Bu…”
“Andai saja Lastri ketemu kamu, andai saja Lastri
berjumpa denganmu…”
“Ya, kenapa, Bu?”
Suara di seberang sana terdengar menangis sesunggukkan…
Lalu dengan terisak suara kembali lembut.
“Kau anak yang baik, kau sudah memberinya semangat.
Namun, Ibu sangat menyesal…”
“Maksud Ibu apa? Ada sebenarnya…?”
Telepon mati.
Aku merinding. Bulu kudukku berdiri. Aku
menebak-nebak. Ada apa sesungguhnya?
Entah kenapa tiba-tiba aku menangis—aku teringat
Lastri—belum juga aku mencari dia, aku menangkap ada firasat buruk yang bakal
menimpa si gadis yang kini mulai dekat denganku itu.
Esoknya, di sekolahku geger. Kami berduka. Seluruh
keluarga besar sekolah kami bertakziah dan mengikuti prosesi penguburan. Kami
sangat menyesal dan merasa kehilangan.
Aku berdoa sangat khusuk di atas pusaranya hingga
kutak sadar ada seseorang yang menepuk-nepuk pundakku.
“Sudahlah, jangan menangis, Nak. Aku bangga padamu.
Kau teman terbaik anakku,” terdengar lirih dan menyayat.
Ayah almarhum Lastri mencoba membimbingku dan
memapahku.
“Kami sudah ikhlas….Allah sudah memanggilnya…”
katanya.
Aku lemas dan berusaha kuat menerima semuanya.
Sesampainya di rumah, aku mengurung diri di kamar.
Aku tak habis pikir bagaimana mungkin Lastri menjadi korban kebiadaban pemuda
mabuk.
Dia dibawa kabur, disekap, diperkosa, lalu dibunuh dengan kejam.
Biadab . Sangat biadab. Zaman apakah yang tengah
berjalan ini? Apakah ini tanda kiamat itu sudah dekat? Dan kenapa orang baik
cepat dipanggil?
Kota Mati 24-10-14
Sumber: Radar Cirebon
Tidak ada komentar:
Posting Komentar